Kiki

Hari ini aku terbangun dengan penuh kesedihan. Kiki, salah satu piaraanku yang kusayangi, mati pagi ini.

Yang membuatku sangat sedih adalah, Kiki telah berusaha memberitahuku bahwa dia sangat kesakitan, tapi aku tak tau harus berbuat apa.

Kiki bahkan tak pernah menjerit. Bericicit pun tidak. Tapi pagi itu, dia mencicit-cicit kesakitan.

Aku angkat dia dengan tangan lalu kuelus untuk menenangkannya. Kuhapus butir kerikil yang menempel di matanya karena kukira dia kesakitan karena kelilipan. Saat dia sudah tenang, aku letakkan kembali ke kandang.

Tak berapa lama dia menjerit lagi. Aku terbangun lagi dan mencoba menenangkannya lagi. Kuangkat dan kuelus dia. Begitu dia tenang, kuletakkan kembali.

Makin lama jeritannya makin berkurang, dan pendek pendek. Kukira dia mulai tidak merasakan sakit lagi. Hingga tidak ada suara cicitan lagi.

Benar. Dia tidak merasakan sakit lagi. Karena dia sudah terbujur kaku dengan mulut berbusa dan pantat basah oleh cairan kotoran.

Aku shock. Aku terkejut. Aku sangat sedih dan aku menangis keras. Kiki mati. Kiki yang kusayangi mati.

Selamat jalan Kiki. Maafkan aku yang tak bisa merawatmu dengan baik.

Kiki