Good Bye, Beri!
Tepat seminggu yang lalu, 7 November 2015, saat saya dan istri jalan-jalan pagi, kami mendengar suara eongan lirih. Kami berhenti sejenak dan mencari dari mana asal suara tersebut. Terdengar sekali lagi eongan dan akhirnya saya bisa melihat darimana asal suara itu berasal. Seekor kucing kecil tengah terendam dalam selokan di pinggir jalan keluaran tol Jatibening.
Saya mengangkatnya dan meletakkannya di pinggir got. Badannya basah dan mukanya belepotan oleh air got yang entah sejak kapan kucing malang itu berada di situ. Istri segera mencari kain bekas, setidaknya untuk mengeringkan dan menghangatkan badan si kucing malang itu. Saya juga berusaha mencari kain namun tak memperoleh hasil.
Saat saya kembali ke tempat kucing itu tergeletak, saya melihatnya tengah berjalan sempoyongan dan kembali nyemplung ke got yang sama. Kasihan sekali, kau!
Akhirnya kami menemukan kain bekas berwarna biru yang basah karena sisa hujan semalam untuk membungkus si kucing kecil dan membawa ke rumah untuk dibersihkan.
Saya sempat berdiskusi dengan istri, dan kami merasa tidak bisa menampung kucing satu lagi karena di rumah sudah ada kucing yang nakalnya luar biasa. Kami sempat menawarkan siapa yang mau mengadopsi si kecil tersebut melalui Twitter.
Lagi jogging nemu bayi pus kehujanan di got. Induknya gak ada, kayanya jatoh dr komplek atas. Njuk diapain ini? pic.twitter.com/K4NIEZIgXE
— Miranti Primasty (@miracle__13) 7 November 2015
Saat itu, Aad mengusulkan nama Barry (berasal dari nama aktor laga Barry Prima) dengan harapan si kecil bisa kuat seperti aktor laga tersebut. Tapi saya lebih suka memanggilnya Beri.
@miracle__13 barry, biar kuat kayak barry prima
— ааdgym (@aadgym) November 8, 2015
Beri langsung kami mandikan, kami beri makan, kami beri imunair, agar badannya bisa kembali bugar. Kami juga menempatkannya ke dalam kandang yang hangat.
Beri makan dengan sangat lahap. Awalnya disuapin dengan suntikan, akhirnya ia bisa makan langsung. Beri pun mulai bisa mengeong, berjalan-jalan, bahkan pipis dan eek.
Seorang adopter yang baik bersedia merawat Beri, karena di rumah kami, kucing kami yang lain, Olip, tidak menyukai kehadirannya.
Namun, kami baru bisa menyerahkan Beri kepada adopter tersebut minggu depan.
Rupanya kami tidak menyangkan bahwa Beri selama ini sakit. Indikasinya adalah ia mulai mencret-mencret, dan saya pernah melihat kotorannya ada bercak darah. Badannya pun bau, meski saya beberapa kali memandikannya dengan sabun, namun tetap saja bau.
Awalnya kami mengira makanan yang kami berikan, Friskies Kitten, tidak cocok untuk perutnya, dan kami berencana membawanya ke dokter hewan pada hari Minggu ini, karena kami belum ada waktu.
Kamis malam, saya tidak berada di rumah karena sedang ada urusan pekerjaan. Istri mengabarkan bahwa Beri tiba-tiba kaku tak bergerak. Istri segera membawa Beri ke klinik dengan menggunakan taksi dari pool dekat rumah.
Sempat gerimis dan sopir taksi pertama menolak karena istri membawa kucing, akhirnya seorang supir taksi bersedia mengantarkan istri saya bersama Beri.
Dokter jaga yang saat itu menerima Beri sudah pesimistis melihat kondisi Beri. Namun Beri tetap mendapat perawatan intensif. Malam itu juga Beri dirawat inap di klinik dan dokter tidak bisa menjanjikan apa pun.
Malam itu kami tidak bisa tidur memikirkan nasib Beri. Apakah ia akan selamat, atau justru ia terlepas dari kesakitannya? Klinik berjanji akan mengabari apa pun kondisi Beri nantinya.
Jumat sore, kami menyempatkan diri datang ke klinik untuk menjenguk Beri. Saat kami datang, Beri tampak senang dan berdiri dari tidurnya. Dokter berkata bahwa 20 menit sebelum kami datang, Beri sempat kejang lagi.
menengok si beri yg hampir mati semalem dan rawat inap di klinik.. cepet sembuh, naak.. ðŸ™ðŸ™ðŸ™ pic.twitter.com/cG8CTSx9Gv
— Muhammad Zamroni (@matriphe) 13 November 2015
Usia Beri saat itu baru 2 minggu dan kucing jantan tersebut terkena virus. Karena usianya begitu muda dan terpisah dari induknya, daya tahan tubuhnya begitu lemah.
Kami pun membiarkan Beri tetap menginap di klinik agar mendapat perawatan yang tepat.
Minggu siang, kabar duka tersebut kami terima. Istri menangis dan berduka. Padahal rencananya, Minggu sore kami akan menjenguk Beri dan melihat keadaannya.
Rupanya Beri telah terbebas dari rasa sakitnya. Maafkan kami, Beri. Maafkan jika kami tak bisa merawat dan menjagamu, Beri. Semoga kamu tenang dan tidak sakit lagi ya, nak.
Beri pun dibungkus rapih dengan kain dan kapas yang layak oleh klinik. Bau kembang pun tercium dari jasad Beri. Kamu pergi dengan keadaanya yang jauh lebih layak, Beri.
Good Bye, Beri!
Good Bye, Beri.. :(
semoga bahagia di sana kamu, nak.. pic.twitter.com/eJs6wuWTSe
— Muhammad Zamroni (@matriphe) 15 November 2015