Era Wearable Device Akan Tiba?
Saya teringat obrolan dengan seorang kawan, programmer andal, yang menguasai lebih dari delapan bahasa pemrograman, di sebuah kedai kopi di kawasan Cikini, awal 2014 lalu.
Kami ngobrol soal teknologi apa yang ngetren di Indonesia. Saat itu kami memprediksi tahun 2015 adalah tahun wearable device.
Saat ini, produk Nike+ sudah sering kita dengar atau kita baca di status media sosial. Para pengguna Nike+, terutama mereka yang pelari atau doyan lari, menggunakan Nike+ untuk mengukur jarak, waktu, jumlah kalori yang dibakar, hingga rute lari. Mereka kemudian membagikan status hasil lari mereka ke media sosial.
Path, Twitter, dan Facebook pun penuh dengan status "I just ran sekian mi with Nike+. #nikeplus". Seolah-olah teman, follower, dan kerabat adalah personal trainer yang perlu update perkembangan hasil lari mereka.
Nike+ merupakan salah satu dari activity tracker yang populer. Sensor ini disematkan ke sepatu dan akan mengirimkan seluruh aktivitas dari ayunan kaki ke perangkat lain (ponsel pintar atau komputer) untuk kemudian dianalisis dan dibagikan hasilnya ke media sosial.
Jika dulu activity tracker hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, kini rasanya jika tidak dipamerkan di media sosial, rasanya cupu sekali.
Saya pun demikian. Namun bukan Nike+, tapi sebuah dive computer yang membantu saya untuk mengetahui kedalaman, waktu penyelaman, dan yang terpenting, no deco time (waktu aman agar terhindar dari dekompresi) saat menyelam.
Sebagai penyelam, keberadaan dive computer (disingkat dive comp) tidak hanya sebagai aksesoris, namun merupakan sarana pendukung kehidupan. Tanpa dive comp, kita tetap bisa menyelam, namun perlu menghitung dan mencatat dengan cermat kedalaman, waktu selam, dan surface interval (waktu tunggu sebelum melakukan penyelaman berikutnya) sesuai dengan tabel Recreational Dive Planner.
Dive comp sangat membantu dalam melakukan penghitungan rumit tersebut dengan cepat, bahkan real time. Saya hanya mematuhi saja apa yang dikatakan dive comp, dan penyelaman saya akan aman.
Beberapa tipe dive comp juga menyediakan fitur sinkronisasi dan sharing ke media sosial. Bentuknya pun bisa berupa jam tangan yang trendy dan fashionable.
Suunto, misalnya, menyediakan situs Movescount.com untuk berbagi aktivitas pengguna activity tracker keluaran merk tersebut.
Activity tracker merupakan salah satu bentuk wearable device. Wearable device memiliki berbagai macam kemampuan, sesuai dengan teknologi yang ada, juga memiliki desain menarik sehingga bisa mendukung penampilan.
Bentuk wearable device ini bermacam-macam, mulai dari kacamata, jam tangan, kalung, gelang, sepatu, hingga bentuk tertentu yang bisa nampak keren saat disandang.
Google Glass merupakan salah satu contoh wearable device berupa kacamata. Perangkat yang diperkenalkan pada tahun 2013 ini hingga kini masih dalam tahap pengembangan.
Banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh Google Glass, mulai dari memotret dan merekam video, hingga melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh ponsel cerdas semacam mengirim SMS, menelepon, hingga melakukan pencarian.
Tak mau kalah, Samsung kini ikut mengembangkan kacamata cerdas serupa, yaitu Samsung Galaxy Glass untuk ikut memeriahkan dunia wearable device.
Bentuk lain wearable device yang umum kita lihat adalah bentuk jam tangan dan gelang. Beberapa produsen mulai meluncurkan produk smart watch menandai era dimulainya wearable device.
Samsung, Apple, dan produsen teknologi mulai rame-rame mengembangkan dan memproduksi jam tangan pintar, yang bisa melakukan banyak hal layaknya ponsel cerdas, atau mendukung ponsel cerdas.
Membaca email, melakukan panggilan telepon, hingga memotret bisa dilakukan dari smart watch, seperti yang dulu biasa kita lihat di film-film James Bond.
Selain jam tangan, beberapa fungsi khusus, terutama activity monitor dibentuk dalam bentuk gelang yang fashionable. Gelang-gelang cerdas macam Fitbit, Jawbone UP, Nike+ FuelBand, Samsung Gear Fit, dan masih banyak lagi sering kita temui.
Saya tak bisa membayangkan kira-kira piranti macam apalagi yang akan muncul di 2015. Tentu teknologi, bentuk, dan desain piranti ini akan makin beragam dan tentunya akan makin baik.
Beberapa produsen Cina pun mulai mengadopdsi teknologi ini. Dan kita tahu, jika Cina sudah mulai memproduksi, maka teknologi tersebut akan booming, karena membuat harga jadi lebih terjangkau.
Raksasa teknologi Cina, Xiaomi, Baidu, Huawei, dan ZTE dikabarkan juga mengembangkan perangkat wearable device. Xiaomi telah membuat MiBand dan ZTE memiliki GrandWatch.
iResearch Consulting Group, lembaga riset teknologi dan pasar yang fokus di Cina bahkan meramalkan 40 juta wearable device akan terjual pada tahun 2015 di Cina dan bernilai hingga 11,49 Milyar Yuan.
Ini menunjukkan bahwa pasar wearable device menunjukkan potensi yang positif. Mari kita lihat, apakah benar bahwa tahun 2015 adalah tahun wearable device?